Senin, 24 Mei 2010

UAS

UAS Psikologi Pendidikan
Nama : Kurnia Lumbanbatu
NIM : 091301021

Jumat, 07 Mei 2010

Laporan Hasil Proyek

Silakan klik di sini.

terima kasih.

kelompok i:
1. Kurnia Lumbanbatu (09-021)
2. Santa Samosir (09-055)
3. Janvencius Dachi (09-059)
4. Chika Sitepu (09-063)
5. Windhika Siahaan (09-077)

Kamis, 11 Maret 2010

Hasil Karyaku; tugas 3

CAHAYA KEBERHASILAN
Oleh Kurnia

Ku langkahkan kakiku menuju kampus biruku
Duduk terpana dengan bukuku
Menggoreskan tinta di kertas putihku
Menerawang ke depan memandang masa depanku



Semangatku berkobar bagai api
Membakar raga hingga ke jiwa
Bagai debur ombak yang kuat
Menghembus batu karang yang kokoh

Semangatku tak terpudarkan
Sudah menusuk ke tulangku
Tekad keberhasilan mengalir dalam darah
Memancarkan cahaya di kehidupan



Hingga pada akhirnya nanti
Cahaya keberhasilan dalam gemgaman
Memberikan keindahan yang amat sangat
Dan mengeluarkan aroma seharum bunga




Nama : Kurnia Lumbanbatu
NIM : 091301021
Tanggal : 11 Maret 2010

Rabu, 03 Maret 2010

Media, Teknologi, dan Model Pembelajaran

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar

Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran adalah:

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
  2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.

4. Jenis Media Pembelajaran

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.

Daftar Pustaka:

http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/

http://vhajrie27.wordpress.com/2010/02/28/mediapembelajaran/

http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html

http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/manfaat-media-pendidikan/



PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Definisi Teknologi Pembelajaran

Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.


Kawasan Teknologi Pembelajaran

1. Kawasan Desain

Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.

Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu:

(1) Desain Sistem Pembelajaran;

Desain Sistem Pembelajaran; yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi : langkah-langkah : (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran); (d) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).

(2) Desain Pesan;

Desain Pesan; yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap.

(3) Strategi Pembelajaran;

Strategi Pembelajaran; yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran.

(4) Karakteristik Pembelajar.

Karakteristik Pembelajar, yaitu segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.


2. Kawasan Pengembangan

Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi :

(1) teknologi cetak;

(2) teknologi audio-visual;

(3) teknologi berbasis komputer; dan

(4) teknologi terpadu.


3. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.


4. Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui : perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum.


Daftar Pustaka :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/teknologi-pembelajaran/

http://www.teknologi-pembelajaran.co.cc/

http://lp3um.net/layanan/12.html

http://ryfkanarang.wordpress.com/2010/01/02/makalah-definisi-teknologi-pembelajaran/

http://teknopendidikan.wordpress.com/2008/09/01/teknologi-pendidikan-sebuah-pengantar/



RAGAM MODEL PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Ciri-ciri pembelajaran langsung :

  1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasdil belajar.
  2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
  3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendunkung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran.

Peran Guru dalam Pembelajaran langsung:

  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
  3. Membimbing pelatihan
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
  5. Memberikan latihan dan penerapan konsep

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuik mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi.

Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1). Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama

2). Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

3). Jika dalam kelas terdapat siswa- siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula.

4). Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada kerja perorangan.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

    1. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
    2. Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang.
    3. Model Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan :

1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah

2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik

3). Menjadi pemelajar yang mandiri

Model Pembelajaran Inovatif

A. Model Examples Non Examples

Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar

B. Picture And Picture

Siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

C. Numbered Heads Together

Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

D. Cooperative Script

Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Daftar Pustaka:

http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif/

http://matematika.upi.edu/index.php/pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-head-together-nht-dengan-pendekatan-berbasis-masalah-terhadap-kemampuan-siswa-dalam-pemecahan-masalah-matematika/

http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran

http://blog.bukukita.com/users/ermawati/?postId=6387



TESTIMONI

Metode pembelajaran online memberi mamfaat yaitu dapat menambah wawasan mengenai penggunaan internet, dan juga memperoleh informasi yang lebih banyak dari internet, juga dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga tidak hanya melalui teks book. Namun membutuhkan lebih banyak biaya.


Kelompok i

Kurnia Lumbanbatu (09-021)

Santa Vinensia Samosir (09-055)

Janvencius Valerius (09-059)

Chika F Sitepu (09-063)

Windhika Siahaan (09-077)

Selasa, 02 Maret 2010

kuliah online; diskusi kelompok

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Psikologi pendidikan merupakan bidang yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran di lingkungan pendidikan. Dalam pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran. Di mana media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam belajar untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar siswa. Media pembelajaran sebagai hasil dari revolusi komunikasi dapat dipakai untuk sarana pencapaian tujuan pendidikan, disamping guru, buku dan papan tulis.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Psikologi pendidikan mengacu baik dan kontribusi dari ilmu kognitif dan belajar ilmu. Pengaruh perkembangan teknologi sangat cepata sehingga pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi.
teknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade terakhir, tetapi masih dipakai secara sederhana dan berrubah dengan lamban. Namun kini teknologi berubah secara dramatis.

RAGAM MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran ada tiga, yaitu:
1. Model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Menurut Stahl (1994) dalam bukunya Ismail (2003), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:
1). belajar dengan teman
2). tatap muka antar teman
3). mendengarkan antar anggota
4). belajar dari teman sendiri dalam kelompok
5). belajar dalam kelompok kecil
6). produktif berbicara atau mengemukakanpendapat/gagasan
7). siswa membuat keputusan, dan
8). siswa aktif


3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin.

Media pembelajaran dapat berupa teknologi, misalnya penggunaan komputer dalam proses belajar. Di mana berpotensi untuk meingkatkan pembelajaran peserta didik. Yang biasanya menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dituntut untuk adanya kerjasama antar siswa.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa komputer dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka:

Santrock.,J.W.(2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

Munir.,(2008).Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta

http://indopendidikan.blogspot.com/2009/07/psikologi-pendidikan.html
http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/manfaat-media-pendidikan/
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
http://www.hartika.com/?Materi_Teknologi_Pembelajaran
http://amrull4h99.wordpress.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/


Kelompok i
Kurnia Lumbanbatu (09-021)
Santa Vinensia Samosir (09-055)
Janvencius Valerius (09-059)
Chika F Sitepu (09-063)
Windhika Siahaan (09-077)

Jumat, 26 Februari 2010

Tugas Proposal Proyek Pendidikan

Silahkan klik di sini.
Terima kasih

Selasa, 23 Februari 2010

Internet Meningkatkan Kualitas Belajar dalam Proses Belajar Mengajar?; tugas 2

Pengertian Internet
Internet adalah singkatan dari Interconnection Network, yang artinya adalah hubungan antar jaringan komputer. Sedangkan network berarti suatu sistem komunikasi data antar komputer. Lalu ada juga yang mengartikan bahwa internet adalah jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yang menghubungkan pemakai komputer dari satu negara ke negara lainnya di seluruh dunia, di mana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis.

Proses Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar adalah dua aktivitas yang hampir tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya, terutama dalam prakteknya di sekolah-sekolah. Bahkan apabila keduanya telah digerakkan secara sadar dan bertujuan, maka rangkaian interaksi belajar mengajar akan segera terjadi.
Proses belajar mengajar tradisional atau pendektan pembelajaran yang konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Di sini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Dijelaskannya bahwa pengajaran tradisional yang berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pengajaran model ini dipandang efektif, terutama untuk:
a. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.
b. Menyampaikan informasi dengan cepat.
c. Membangkitkan minat akan informasi.
d. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.

Namun demikian pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
b. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.
c. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.
d. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi.
Proses belajar mengajar modern merupakan pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Misalnya proses belajar mengajar dengan menggunakan internet yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai. Walaupun sebenarnya dapat juga diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai fasilitas komputer misalnya dengan mendatangi warnet sebagai partner dalam proses belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini, guru memberikan topik tertentu pada siswa, kemudian siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan cara mencari (down load) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang mengharuskan siswa mengakses dari internet. Siswa juga dapat belajar dari internet tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan pengetahuan. Guru dapat memberi tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa mutakhir dari internet kemudian mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil diskusi tersebut.

Internet Meningkatkan Kualitas Belajar dalam Proses Belajar Mengajar?
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar modern dengan menggunakan internet dapat meningkatkan kualitas belajar dalam proses belajar mengajar. Metode-metode tersebut dapat dilakukan guru dengan model-model pembelajaran yang bervariasi supaya siswa semakin senang dan tertarik untuk mempelajarinya sehingga proses pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan pembelajaran berbasis internet diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan mendorong siswa untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa mencari berbagai informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga mendidik siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun tim. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran berbasis internet, maka pengetahuan dan wawasan siswa berkembang dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dengan demikian kualitas proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan juga akan meningkat.
Pembelajaran dengan internet juga dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Sehingga peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/dosen/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Sehingga siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
Daftar Pustaka :
Santrock.,J.W.(2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Munir.,(2008).Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta

Nama : Kurnia J P Lumbanbatu
Tanggal : 23 Februari 2010

Sistem Kebut Semalam (SKS); tugas 1

Pengertian Sistem Kebut Semalam

Menurut saya secara pribadi dan berdasarkan pengalaman pribadi Sistem Kebut Semalam atau sering disingkat dengan SKS merupakan sistem atau cara belajar pelajar ataupun mahasiswa di mana mahasiswa tersebut mau belajar atau membaca bukunya jika besoknya ujian. Dengan kata lain waktu untuk belajar hanya satu malam.

Penyebab Sistem Kebut Semalam

Berdasarkan pengalaman pribadi, Sistem kebut semalam ini diterapkan karena saya kurang memahami tujuan pendidikan atau pembelajaran.

Di mana saya kurang menyadari tujuan pembelajaran yang diklasifikasikan ke dalam tiga domain yaitu:

1. Domain kognitif, yang mempunyai enam tingkatan yaitu:

  • Pengetahuan (knowledge), menunjukkan kemampuan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
  • Pemahaman (understand), menunjukkan kemampuan memahami materi pembelajaran. Kemampuan ini menyangkut penerjemahan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, berpendapat, membandingkan, dan menjelaskan.
  • Penerapan (aplication), kemampuan menerapkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari ke dalam suatu keadaan yang baru. Dari penerapan ini akan mampu mengerjakan yaitu mengaplikasikan suatu prosedur/cara pada soal yang mudah, dan mengimplementasikan yaitu mengaplikasikan suatu prosedur/cara pada soal yang tidak mudah.
  • Analisis (analysis), kemampuan menguraikan sesuatu menjadi bagian-bagian, sehingga antar bagian itu dapat dimengerti. Analisis meliputi membedakan, mengorganisasikan, dan menghubungkan.
  • Sintesis (synthesis), kemampuan menghimpun bagian-bagian menjadi satu kesatuan. Dalam sintesis termasuk memeriksa dan mengkritisi.
  • Mengkreasi (create), kemampuan membuat kreasi/karya. Termasuk yaitu menghasilkan, merencanakan, dan memproduksi.

2. Domain Afektif, terdiri atas kemampuan menerima (receiving), kemampuan menanggapi (responding), berkeyakinan (valuing), penerapan karya (organisation), dan ketekunan serta ketelitian (characterization by a value complex).

3. Domain Psikomotor, kemampuan atau keterampilan baik manual maupun motorik, yaitu:

· Persepsi, berkaitan dengan pandangan indera dalam melakukan suatu kegiatan.

· Kesiapan, berkenaan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan yang meliputi mental, kesiapan fisik, atau kesiapan emosi-perasaan.

· Mekanisme, kegiatan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakannya seperti refleks/otomatis menunjukkan pada suatu keahlian.

· Respon terbimbing, keterampilan melakukan respon yang terbimbing untuk meniru, atau mengikuti.

· Kemahiran, keterampilan yang menunjukkan kemahiran untuk menampilkan gerakan motorik dengan keterampilan penuh.

· Adaptasi, keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga mampu memodifikasi pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.

· Originasi, keterampilan menciptakan pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.

Dan juga saya hanya menganggap tujuan pembelajaran hanyalah mencapai nilai yang maksimal bukan menuntut ilmu. Sehingga saya hanya menggunakan metode menghafal bukan memahami ataupun mengerti.

Selain itu, penyebab saya melakukan sistem kebut semalam adalah penggunaan kata ”tunggu”. Saya sering menunggu-nunggu untuk mengulangi pelajaran, sehingga saya akhirnya jadi tidak belajar. Dan tanpa saya sadari, kata tunggu tersebut berlarut-larut hingga ujian mau dekat bahkan sudah di depan mata. Akhirnya mau tidak mau saya harus menggunakan sistem kebut semalam.

Akibat Sistem Kebut Semalam

Akibat dari sistem kebut semalam yang telah saya lakukan adalah materi yang saya hafal menjadi cepat dilupakan sehingga saya tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang materi tersebut. Dan juga berakibat pada hasil ujian saya, di mana hasil ujian saya menjadi kurang memuaskan karena saya harus menguasai materi yang banyak dalam waktu yang singkat. Karena saya menggunakan sistem kebut semalam akibatnya ketika guru/dosen mangadakan ujian/kuis secara tiba-tiba maka dapat dipastikan saya tidak dapat menjawab ujian tersebut karena metode saya selama ini sistem kebut semalam.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem kebut semalam yang saya lakukan memiliki dampak yang buruk sehingga tidak seharusnya saya mengunakannya.

Daftar Pustaka :

Santrock.,J.W.(2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

Munir.,(2008).Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta

Nama : Kurnia J P Lumbanbatu

Tanggal : 23 Februari 2010

Selasa, 16 Februari 2010

Diskusi Kelompok ; tugas 2

Kami memelihara banyak hewan di rumah. Ikan mas koki berjumlah 8 ekor di akuarium, lalu mati 2 ekor sehingga ikan mas koki ada 6 ekor. Kami juga memelihara 12 ekor ayam di belakang rumah, setelah kami memiliki banyak bebek. Ayam betina itu berjalan bersama 8 ekor anaknya. Ayah juga memelihara burung Nuri. Burung Nuri itu ada 19 ekor, ditangkap kakek di hutan Sibolangit dan dijualnya kepada pengusaha kapal pesiar yang kaya raya dari negeri Paman Sam.

Pendapat kami :
Permainan kelompok ini sangat menyenangkan, karena permainan ini tidak hanya meningkatkan kreativitas saja tetapi juga memacu mahasiswa untuk saling bekerja sama dalam menyatukan ide - ide yang berbeda antar anggota kelompok. Selain itu permainan ini meminta mahasiswa untuk berpikir lebih logis lagi dalam menyelesaikan pertanyaan yang diajukan.
Ketika membacakan cerita, mahasiswa dilatih untuk dapat menyampaikan apa yang diketahuinya kepada yang dengan lebih baik. Sedangkan bagi yang mendengarkan, dilatih untuk menjadi pendengar yang baik dan lebih berani untuk menyampaikan pertanyaan terkait dengan cerita yang dibacakan.

Nama :
* Kurnia Lumbanbatu (09 -021)
* Santa Vinensia Samosir (09 - 055)
* Janvencius Valerius (09 - 059)
* Chika Fransiska Sitepu (09 - 063)
* Windhika Silalahi (09 - 077)

Selasa, 09 Februari 2010

Sistem Kebut Semalam (SKS); tugas 1

Pengertian Sistem Kebut Semalam
Sistem Kebut Semalam atau sering disingkat dengan SKS merupakan sistem atau cara belajar pelajar ataupun mahasiswa di mana mahasiswa tersebut mau belajar atau membaca bukunya jika besoknya ujian. Dengan kata lain waktu untuk belajar hanya satu malam.

Penyebab Sistem Kebut Semalam
Sistem kebut semalam ini diterapkan karena pelajar ataupun mahasiswa kurang memahami tujuan pendidikan atau pembelajaran. Di mana mahasiswa hanya menganggap tujuan pembelajaran hanyalah mencapai nilai yang maksimal bukan menuntut ilmu. Sehingga mahasiswa hanya menggunakan metode menghafal bukan memahami ataupun mengerti.
Mahasiswa kurang menyadari bahwa tujuan pembelajaran diklasifikasikan ke dalam tiga domain yaitu:
1. Domain kognitif, yang mempunyai enam tingkatan yaitu:
• Pengetahuan (knowledge), menunjukkan kemampuan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
• Pemahaman (understand), menunjukkan kemampuan memahami materi pembelajaran. Kemampuan ini menyangkut penerjemahan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, berpendapat, membandingkan, dan menjelaskan.
• Penerapan (aplication), kemampuan menerapkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari ke dalam suatu keadaan yang baru. Dari penerapan ini akan mampu mengerjakan yaitu mengaplikasikan suatu prosedur/cara pada soal yang mudah, dan mengimplementasikan yaitu mengaplikasikan suatu prosedur/cara pada soal yang tidak mudah.
• Analisis (analysis), kemampuan menguraikan sesuatu menjadi bagian-bagian, sehingga antar bagian itu dapat dimengerti. Analisis meliputi membedakan, mengorganisasikan, dan menghubungkan.
• Sintesis (synthesis), kemampuan menghimpun bagian-bagian menjadi satu kesatuan. Dalam sintesis termasuk memeriksa dan mengkritisi.
• Mengkreasi (create), kemampuan membuat kreasi/karya. Termasuk yaitu menghasilkan, merencanakan, dan memproduksi.
2. Domain Afektif, terdiri atas kemampuan menerima (receiving), kemampuan menanggapi (responding), berkeyakinan (valuing), penerapan karya (organisation), dan ketekunan serta ketelitian (characterization by a value complex).
3. Domain Psikomotor, kemampuan atau keterampilan baik manual maupun motorik, yaitu:
• Persepsi, berkaitan dengan pandangan indera dalam melakukan suatu kegiatan.
• Kesiapan, berkenaan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan yang meliputi mental, kesiapan fisik, atau kesiapan emosi-perasaan.
• Mekanisme, kegiatan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakannya seperti refleks/otomatis menunjukkan pada suatu keahlian.
• Respon terbimbing, keterampilan melakukan respon yang terbimbing untuk meniru, atau mengikuti.
• Kemahiran, keterampilan yang menunjukkan kemahiran untuk menampilkan gerakan motorik dengan keterampilan penuh.
• Adaptasi, keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga mampu memodifikasi pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
• Originasi, keterampilan menciptakan pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu.

Selain itu, mahasiswa juga kurang mngembangkan tiga jenis modul dalam pengembangan materi pembelajaran, yaitu:
1. modul penguatan, untuk menguatkan pembelajaran pengajar atau peserta didik
2. modul pengulangan, untuk peserta didik yang kurang paham dan perlu mengulangi lagi.
3. modul pengayaan, untuk peserta didik yang cepat paham dan memerlukan bahan tambahan sebagai pengayaan.

Sistem kebut semalam juga dapat disebabkan karena pada saat pembelajaran di kelas, pengajar tidak mengajak aktif peserta didik, sehingga peserta didik hanya datang, duduk, dan diam saja. Hal ini membuat peserta didik tidak mengulang kembali pelajaran yang baru diterimanya, namun mengulangnya pada saat mendekati ujian.

Akibat Sistem Kebut Semalam
Sistem kebut semalam dapat berakibat dengan hasil ujian peserta didik, di mana hasil ujian peserta didik menjadi kurang memuaskan. Karena banyak peserta didik yang menggunakan sistem kebut semalam, sehingga banyak hasil ujian yang kurang memuaskan. Akibat banyaknya hasil ujian yang kurang memuaskan maka pengajar atau guru yang akan dipersalahkan. Pengajar atau guru dianggap tidak mengajar dengan efektif. Pengajar juga dianggap tidak memiliki strategi pengajaran.


Daftar Pustaka :

Santrock.,J.W.(2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

Munir.,(2008).Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta

Nama : Kurnia J P Lumbanbatu
Tanggal : 09 Februari 2009

Senin, 08 Februari 2010

Tugas Kelompok ; tugas 1

Pandangan dan pendapat terhadap kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan 3 sks tahun ajaran 2009/2010, harus memiliki email dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, Medan khususnya.

Mahasiswa secara tidak langsung dituntut untuk mengetahui dan menguasai iptek. Dan secara tidak langsung pula mengikuti perkembangan teknologi yang terus berkembang. Mahasiswa – mahasiswa yang sebelumnya tidak mengetahui cara – cara membuat email dan blog akan meminta kawan – kawannya yang tahu untuk mengajarinya. Suasana belajar mengajar juga kelihatan lebih menarik daripada monoton secara terus menerus dengan menggunakan textbook.

Selain itu pula mahasiswa juga dapat lebih memahami 4 pilar pendidikan.
* Learning to know
* Learning to do
* Learning live together
* Learning to be


Melalui blog mahasiswa dapat saling berbagi pengalaman dan hal - hal yang mereka ketahui sesama mahasiswa. Dan bukan saja hanya antar mahasiswa, tetapi juga dengan pengguna internet lainnya yang mengakses blog mahasiswa. Mereka dapat memberi masukan - masukan terhadap tulisan - tulisan yang ada di dalam blog mahasiswa psikologi melalui komentar mereka.

Namun ada juga aspek yang mungkin dianggap kurang menyenangkan oleh sebahagian mahasiswa. Keterbatasan fasilitas dan dana. Bagi yang belum mempunyai akses internet sendiri akan menganggap hal ini sedikit membebani karena harus pergi ke warung internet dan mengeluarkan biaya ekstra. Belum lagi sebagian besar suasana warung internet di Medan kurang nyaman, karena tidak ditata dengan baik.

Anggota Kelompok :
* Kurnia Lumbanbatu ( 09 - 021)
* Santa Vinensia (09 - 055)
* Janvencius Valerius (09 - 059)
* Chika Fransiska Sitepu (09 - 063)
* Windhika Siahaan (09 - 077)